Berputar.id Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa ia tidak pernah menerima arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait isu perpanjangan masa jabatan atau menunda pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dalam konferensi pers yang diadakan pada 31 Desember 2024, Bahlil menyatakan bahwa ide untuk mengakhiri Pilpres berasal dari dirinya sendiri, bukan dari Jokowi. Ia menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang membahas isu tiga periode dengan penetapan Hasto sebagai tersangka KPK.
Baca Juga : Hakim Menjatuhkan Vonis 18 Tahun Penjara ke Ahmad Arif Pembunuh Wanita dalam Koper
Bahlil menjelaskan bahwa saat itu, ia Merujuk pada survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa jika pandemi COVID-19 belum berakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terhambat. Dari situ, beberapa pengusaha dan investor mengusulkan agar Pilpres mempertimbangkan untuk ditunda. Ia menekankan bahwa tidak ada permintaan untuk memperpanjang masa jabatan presiden.
Ia juga menanggapi kritik terhadapnya dengan mengatakan bahwa pemimpin harus memiliki integritas dan tidak seharusnya mengalihkan kesalahan kepada orang lain. Bahlil menegaskan, semua gagasan mengenai tertundanya Pilpres adalah inisiasinya dan bukan proses dari Presiden.
Sementara itu, Jokowi sendiri membantah adanya keinginan untuk memperpanjang masa jabatannya. Ia menegaskan bahwa tidak pernah meminta perpanjangan atau tiga periode kepada siapa pun. Jokowi meminta agar pertanyaan tersebut diarahkan kepada Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani dari PDIP untuk klarifikasi lebih lanjut