Berputar.id – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan “permintaan maaf yang tulus” pada hari Sabtu karena menimbulkan kekhawatiran publik dengan mengumumkan darurat militer awal pekan ini, dan berjanji tidak akan mengulangi tindakan tersebut.
Pernyataannya disiarkan di televisi, beberapa jam sebelum parlemen melakukan pemungutan suara untuk memakzulkannya.
“Saya dengan tulus meminta maaf dan saya meminta maaf kepada masyarakat yang seharusnya sangat menyesal,” kata Yoon.
Pidato Yoon tersebut menandai penampilan publik pertamanya sejak diberlakukannya darurat militer pada Selasa malam (3/12). Yoon menarik pencalonannya enam jam kemudian setelah Majelis Nasional keberatan dengan keputusannya.
Yoon mengatakan dia memberlakukan darurat militer karena “putus asa”, tetapi mengakui tindakan tiba-tiba tersebut telah memicu “kekhawatiran dan kekhawatiran” di kalangan masyarakat. Dia membantah rumor bahwa darurat militer akan diberlakukan. diterapkan lagi.
“Saya tidak akan lepas dari tanggung jawab hukum dan politik terkait pemberlakuan darurat militer,” ujarnya. Yoon berjanji akan menyerahkan seluruh keputusan, termasuk mandatnya, kepada Partai Kekuatan Rakyat untuk menstabilkan negara.
Setelah pidato dua menit Yoon dirilis, pemimpin oposisi utama Partai Demokrat, Lee Jae-myung, mengulangi seruannya agar presiden segera mengundurkan diri atau menghadapi pemakzulan.
Sementara itu, pemimpin PPP Han Dong-hoon mempertanyakan kemampuan Yoon untuk memimpin pemerintahan, dan mengatakan bahwa pengunduran diri dini presiden “tidak dapat dihindari.”
Presiden Yoon menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengundurkan diri setelah mengejutkan negara tersebut dengan memberlakukan darurat militer untuk membasmi “kekuatan anti-negara”.
Baca juga : WHO: 12.000 pasien di Gaza butuh evakuasi medis segera
Joon menuduh oposisi melumpuhkan fungsi pemerintah dengan mosi dan proposal pemakzulan pemotongan anggaran.
Cinta55