Berputar.id – Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Presiden Prabowo Subianto menjadi presiden Republik Indonesia pertama yang mengunjungi Peru setelah Indonesia menjalin hubungan diplomatik.
Sugino mengatakan belum ada presiden Republik Indonesia yang melakukan kunjungan ke Peru usai hubungan diplomatik pertama kali dijalin pada 1975.
“Kunjungan ke Peru ini tercatat merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia sejak kita membuka hubungan diplomatik dengan negara tersebut pada tahun 75,” kata Sugiono dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12).
“Jadi ini juga merupakan sebuah kunjungan yang disambut dengan sangat baik oleh pemerintah Peru,” sambungnya.
Di sisi lain, Sugiono menjelaskan kunjungan Prabowo ke beberapa negara menghasilkan sejumlah kerja sama ekonomi komprehensif.
Ia pun menyebut kunjungan Prabowo ke sejumlah negara itu menghasilkan komitmen kerja sama ekonomi senilai 18 miliar dolar.
“Yang seperti kita ketahui bersama, menghasilkan beberapa komitmen kerjasama yang jumlahnya itu mencapai sekitar 18 miliar dolar. Dari rangkaian acara dan kunjungan Presiden dalam rangka menghadiri KTT APEC dan G20 ini bahwa ada suatu harapan besar dari para pemimpin-pemimpin dunia kepada Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo,” jelas dia.
Sebelumnya, Prabowo telah selesai melakukan kunjungan ke luar negeri pertama sebagai Presiden dengan tiba di Indonesia pada Minggu (24/11) pagi.
Merangkum seluruh perjalanan Presiden Prabowo, sejak 8 November-23 November 2024, dia telah melakukan kunjungan ke enam negara.
Dimulai dari lawatan ke China untuk bertemu Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, dilanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat bertemu Presiden AS Joe Biden.
Prabowo melanjutkan perjalanan menghadiri konferensi internasional KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil.
Baca juga : Trump Inginkan Gencatan Senjata Gaza Berlaku Sebelum Menjabat
Kunjungan kenegaraan tersebut dilanjutkan dengan pertemuan Presiden dengan Raja Charles III serta Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan ditutup dengan pertemuan bersama Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ).