Berputar.id – Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, untuk sementara memimpin perolehan suara dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Melansir Reuters, Rabu (11/6/2024), Donald Trump memenangkan delapan negara bagian, sementara Kamala Harris dari Partai Demokrat memenangkan tiga negara bagian dan Washington, D.C.
Berdasarkan pelacakan terakhir pada pukul 08.26. WIB, Trump memimpin dengan 90 suara elektoral setelah unggul di Kentucky, Indiana, West Virginia, Alabama, Florida, Oklahoma, Missouri, dan Tennessee.
Sedangkan Harris memperoleh 27 suara elektoral dari Vermont, Maryland, Massachusetts, dan Washington, DC. Untuk memenangkan pemilu presiden AS, seorang kandidat harus memperoleh total 270 suara elektoral dari 538 suara yang tersedia.
Berdasarkan perkiraan perhitungan cepat Edison Research, hasil perhitungan awal masih sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Bagaimanapun, hasil akhir pemilihan presiden Amerika Serikat akan diketahui dalam beberapa jam atau bahkan hari mendatang. Memang benar, tujuh negara yang disebut swing states masih melakukan perhitungan dan diperkirakan tidak akan selesai dalam waktu dekat.
Negara-negara bagian ini termasuk Georgia, North Carolina, Pennsylvania, Arizona, Michigan, Nevada dan Wisconsin. Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat di tujuh negara bagian menjelang Hari Pemilihan.
Trump berencana untuk mengamati hasil pemilu di resor Mar-a-Lago sebelum berbicara kepada para pendukungnya di konvensi terdekat, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. CEO Tesla Elon Musk, yang merupakan pendukung utama Trump, mengatakan dia akan memantau penghitungan suara di Mar-a-Lago bersama Trump. Sementara itu, Kamala Harris, yang sebelumnya mencalonkan diri di negara bagian asalnya, California, menghabiskan sebagian waktunya pada hari Selasa dalam sebuah wawancara radio untuk mendorong pendengarnya untuk memilih.
Baca juga : AC Milan Sukses Kalahkan Real Madrid Di Santiago Bernabeu
Dia kemudian akan berbicara dengan mahasiswa di Howard University, sebuah perguruan tinggi yang secara historis berkulit hitam di Washington, tempat Harris menjadi mahasiswanya.
“Untuk kembali malam ini ke Howard University, Alma Mater saya tercinta, dan mudah-mudahan bisa mengenalnya dengan baik hari ini, ini benar-benar merupakan sebuah pengalaman yang sempurna bagi saya,” kata Harris dalam sebuah wawancara.