Berputar.id Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, akan menjadi “awal dari akhir” dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun di Jalur Gaza. Sinwar dilaporkan tewas dalam operasi militer Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024, setelah upaya panjang untuk menangkapnya.
Detil Kematian Sinwar
- Operasi Militer: Militer Israel mengklaim bahwa Sinwar ditemukan di daerah Tal El Sultan di Gaza selatan. Dalam baku tembak yang terjadi, pasukan Israel awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah menangkap musuh utama negara mereka.
- Video Drone: IDF merilis video yang menunjukkan Sinwar duduk di kursi dalam ruangan yang hancur, dengan tangan yang tampak terluka parah. Dalam video tersebut, dia terlihat mencoba melemparkan objek ke arah drone yang merekamnya.
- Pernyataan Resmi: Netanyahu memuji pembunuhan ini sebagai langkah penting dalam melemahkan kekuatan Hamas. Dia menyebut Sinwar sebagai “dalang utama” serangan brutal terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang berkepanjangan di Gaza.
Baca juga : Masuk Babak Baru Perang, Pasukan Hizbullah Menggunakan Rudal Berpemandu Presisi
Reaksi dan Konsekuensi
Dampak Strategis: Kematian Sinwar dianggap sebagai pukulan besar bagi Hamas, terutama setelah serangan Israel yang sebelumnya menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Ini menunjukkan bahwa Israel semakin agresif dalam menargetkan pemimpin kelompok militan di kawasan tersebut
Reaksi Hamas: Hingga saat ini, Hamas belum memberikan konfirmasi resmi mengenai kematian Sinwar. Namun, beberapa sumber dalam kelompok tersebut mengindikasikan bahwa mereka percaya Sinwar memang telah terbunuh.