Fenomena Buck Moon 10 Juli: Purnama Istimewa, Ilusi Optik, dan Daya Tarik Ilmiah

Spread the love

Berputar.id Pada Kamis, 10 Juli 2025, langit malam akan dihiasi oleh purnama penuh yang dikenal di dunia Barat sebagai Buck Moon. Fenomena ini menjadi sorotan para astronom dan pecinta langit karena keunikan serta makna ilmiah dan budaya yang melekat padanya.

Baca Juga : Baby Sulthan, Putra Roro Fitria, Alami Reaksi Food Intolerance Serius Setelah Konsumsi Salmon di Hotel Bintang Lima Bandung, Roro Serahkan Penanganan Hukum ke Tim Kuasa

Asal Usul Nama Buck Moon

Nama “Buck Moon” berasal dari tradisi penduduk asli Amerika Utara, merujuk pada masa ketika rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduk baru mereka di musim panas. Simbol ini menandai pertumbuhan, kekuatan, dan pembaruan dalam siklus alam. Selain Buck Moon, purnama Juli juga dikenal dengan nama lain seperti Thunder Moon dan Hay Moon, yang mencerminkan fenomena alam dan musim panen di berbagai budaya.

Daya Tarik Ilmiah dan Kosmik

Purnama Juli tahun ini menjadi titik fokus minat ilmiah karena bertepatan dengan posisi Bulan yang paling jauh dari Matahari sepanjang tahun (aphelion), sehingga disebut sebagai purnama terjauh dari Matahari pada 2025. Fenomena ini juga berkaitan dengan berbagai siklus alam dan kosmik, seperti perubahan musim, perilaku satwa liar, serta pengaruhnya terhadap pasang surut air laut.

Ilusi Optik: Moon Illusion

Salah satu keistimewaan Buck Moon adalah ilusi optik yang dikenal sebagai “Moon Illusion”. Saat purnama berada dekat cakrawala, Bulan tampak jauh lebih besar dari biasanya. Namun, ini hanyalah tipuan visual yang diproses oleh otak manusia; ukuran Bulan sebenarnya tidak berubah. Selain itu, purnama yang rendah di cakrawala bisa tampak berwarna oranye atau merah karena efek atmosfer Bumi, serupa dengan warna matahari terbenam.

Waktu dan Cara Menyaksikan

  • Puncak Purnama: 10 Juli 2025, sekitar pukul 16:37 EDT (atau 07:42 malam WIB di Indonesia).
  • Waktu Terbaik Melihat: Segera setelah matahari terbenam, saat Bulan mulai terbit di cakrawala timur.
  • Tips: Pilih lokasi yang minim polusi cahaya dan terbuka agar bisa menikmati pemandangan Bulan secara maksimal.

Kesempatan untuk Fotografi dan Pengamatan

Fenomena Buck Moon juga menjadi momen ideal untuk fotografi astronomi. Pengamat dapat mencoba memotret Bulan saat baru terbit untuk menangkap efek ilusi optik dan warna uniknya. Kamera tidak akan terpengaruh oleh ilusi Moon Illusion, sehingga hasil foto akan menunjukkan ukuran Bulan yang sebenarnya.

Kesimpulan:
Buck Moon pada 10 Juli 2025 bukan sekadar purnama biasa. Ia membawa makna budaya, daya tarik ilmiah, serta menawarkan pengalaman visual yang unik bagi siapa saja yang menatap langit malam. Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk menyaksikan dan mengabadikan keindahan purnama istimewa di pertengahan musim panas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *