Berputar.id Pakar telematika Roy Suryo mengaku diminta oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) untuk menjadi saksi ahli dalam gelar perkara khusus terkait kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Gelar perkara ini akan digelar oleh Bareskrim Polri, bukan di Polda Metro Jaya seperti yang sebelumnya diduga.
Baca Juga : Polresta Bandara Soekarno-Hatta Gagalkan Pengiriman 19 CPMI Ilegal ke Berbagai Negara
Roy Suryo menegaskan bahwa dirinya siap menghadiri gelar perkara khusus tersebut yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 9 Juli 2025 mendatang. Menurut Roy, gelar perkara ini merupakan permohonan dari TPUA yang menilai perlu adanya pemeriksaan lebih mendalam terkait kasus ini, mengingat adanya ketidakberimbangan dalam proses penyelidikan yang dilakukan Bareskrim Polri.
Sebelumnya, Roy Suryo juga sempat absen dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada 2 Juli 2025 karena mengikuti acara lain dan atas rekomendasi tim kuasa hukumnya yang mempertimbangkan aspek legal standing laporan serta kurangnya kejelasan waktu dan tempat kejadian dalam surat panggilan pemeriksaan.
Kasus dugaan ijazah palsu Jokowi ini telah menimbulkan kontroversi panjang dengan berbagai laporan polisi dan pemeriksaan saksi serta ahli, termasuk digital forensik dan ahli hukum. Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri terus mendalami laporan tersebut dengan melibatkan sejumlah ahli untuk memastikan keaslian ijazah Presiden Jokowi.
Penundaan gelar perkara khusus pada hari ini disebabkan permintaan dari TPUA agar sejumlah pihak terkait, seperti Komnas HAM, DPR RI, Roy Suryo, dan Rismon Hasiholan, dapat dihadirkan dalam proses tersebut. Meski demikian, Roy Suryo menyatakan kesiapan penuh untuk berpartisipasi dalam gelar perkara yang akan digelar pekan depan.
Kasus ini masih menjadi perhatian publik luas, mengingat status Presiden Jokowi dan dampak hukum yang mungkin timbul dari hasil gelar perkara dan penyelidikan lebih lanjut