Suami di Sorong Selatan Bacok Istri Hamil 3 Bulan Hingga Tangan Putus, Pelaku Ditangkap Polisi

Spread the love

Berputar.id Seorang pria berinisial AT (22) ditangkap polisi setelah tega membunuh istrinya sendiri, TS (20), yang sedang hamil tiga bulan. Peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu (11/6) di Kampung Sawiat, Sorong Selatan. Korban mengalami luka parah akibat bacokan parang yang dilakukan pelaku, termasuk tangan kiri korban yang putus saat berusaha menangkis serangan.

Baca Juga : Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini, Kolom Letusan Capai 700 Meter

Kasat Reskrim Polres Sorong Selatan, Ipda Calvin Simbolon, menjelaskan bahwa korban menderita sembilan luka bacokan dan meninggal dunia setelah peristiwa tersebut. Kejadian ini terjadi di hadapan ibu korban yang sedang mencuci pakaian bersama korban di sungai. Ibu korban pingsan setelah menyaksikan kejadian mengerikan tersebut. Pelaku sempat melarikan diri selama enam hari sebelum akhirnya ditangkap oleh polisi pada Senin (16/6).

Menurut pengakuan pelaku, motif pembunuhan bermula dari pertengkaran terkait masalah keluarga dan ketidaksepakatan dengan keluarga korban. Pelaku merasa kesal karena selama ini telah membiayai kuliah dan skripsi istrinya, namun keluarga korban menjemput kembali TS ke rumah mereka. Pelaku bahkan sempat mempersiapkan pembayaran denda adat dan membeli kain timur sebagai mahar, tetapi konflik tetap tidak terselesaikan sehingga pelaku nekat melakukan aksi sadis tersebut.

Kepala Kampung Sawiat, Martinus Krenat, menyampaikan duka mendalam atas kejadian ini. Ia menyebut korban sebagai sosok muda yang memiliki masa depan cerah, baru saja diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi 2024 untuk tenaga kesehatan. Martinus mendesak aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku sesuai hukum negara dan hukum adat agar memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

Pelaku kini dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun. Polisi mengimbau masyarakat untuk menyerahkan proses hukum kepada penyidik dan tetap menahan diri agar situasi tetap kondusif.

Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Sorong Selatan dan menjadi pengingat akan pentingnya penanganan konflik rumah tangga secara serius demi mencegah tragedi serupa terjadi kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *