
Berputar.id Builder.ai, startup asal Inggris yang dikenal sebagai salah satu perusahaan AI dengan pendanaan terbesar dan didukung oleh investor besar seperti Microsoft, Softbank, dan Qatar Investment Authority, kini resmi mengumumkan kebangkrutan dan tengah diselidiki atas dugaan penggelembungan laporan penjualan.
Didirikan pada tahun 2016 oleh Sachin Dev Duggal dan Saurabh Dhoot, Builder.ai menawarkan platform low-code/no-code yang memungkinkan bisnis membuat aplikasi mobile custom dengan minimal coding. Startup ini pernah mencapai valuasi sekitar USD 1,5 miliar atau setara Rp 24,5 triliun pada tahun 2023 setelah berhasil mengumpulkan pendanaan lebih dari USD 450 juta dari berbagai investor ternama.
Namun, masalah serius muncul ketika audit internal mengungkap bahwa laporan penjualan Builder.ai pada tahun 2023 dan 2024 diduga telah dilebih-lebihkan hingga tiga kali lipat. Penjualan yang sebelumnya dilaporkan mencapai USD 180 juta untuk 2023 dan USD 220 juta untuk 2024, direvisi drastis menjadi sekitar USD 45 juta dan USD 55 juta setelah audit dilakukan. Hal ini memicu default dari para kreditur yang kemudian menyita dana kas perusahaan sekitar USD 37 juta dan memaksa Builder.ai mengajukan proses kepailitan.
Selain itu, penyelidikan internal juga menyoroti adanya dugaan penjualan fiktif yang melibatkan reseller, terutama di wilayah Timur Tengah, yang menimbulkan kecurigaan bahwa beberapa reseller tersebut mungkin tidak nyata atau tidak sah. Kondisi ini semakin memperburuk posisi keuangan Builder.ai dan menimbulkan pertanyaan serius tentang praktik bisnis perusahaan.
Pada Februari 2025, Manpreet Ratia menggantikan posisi CEO dari pendiri Sachin Dev Duggal. Ratia sempat menyatakan bahwa perusahaan tengah dalam proses turnaround dengan pengurangan biaya operasional dan perbaikan margin, namun tindakan mendadak dari para kreditur yang menyita dana perusahaan membuat Builder.ai tidak dapat melanjutkan operasionalnya dan akhirnya memulai proses kepailitan pada Mei 2025.
Kebangkrutan Builder.ai menjadi salah satu kegagalan terbesar di sektor startup AI sejak ledakan minat pada teknologi AI setelah kemunculan ChatGPT pada November 2022. Kasus ini juga menimbulkan kritik terhadap para investor besar yang dianggap terlalu cepat berinvestasi tanpa melakukan due diligence yang memadai, sehingga terjebak dalam fenomena “fear of missing out” (FOMO).
Sementara itu, situs resmi Builder.ai kini kosong dan komunikasi perusahaan terbatas, dengan karyawan dan pelanggan yang mempertanyakan nasib proyek dan aplikasi yang sudah dibayar namun belum selesai. Perusahaan menyatakan akan bekerja sama dengan administrator untuk mengelola proses penutupan secara tertib dan berupaya menjaga nilai yang tersisa serta melindungi kepentingan karyawan dan pelanggan