
Berputar.id CEO Apple, Tim Cook, akhirnya angkat bicara terkait dampak kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap produk-produk Apple. Dalam konferensi laporan keuangan kuartal kedua 2025, Cook menyatakan bahwa hingga akhir Maret, dampak tarif terhadap Apple masih terbatas. Namun, untuk kuartal yang berakhir pada Juni 2025, Apple memperkirakan akan menanggung biaya tambahan sekitar USD 900 juta atau sekitar Rp 14,8 triliun akibat tarif tersebut-angka yang mengejutkan para analis yang sebelumnya memperkirakan biaya lebih tinggi.
Baca Juga : Berlliana Lovell Jalani Operasi Kista di Korea Selatan, Kondisi Kini Sudah Normal
Cook menegaskan, sebagian besar produk Apple yang dijual di Amerika Serikat saat ini tidak terkena tarif timbal balik Trump. Hal ini dimungkinkan karena Apple telah memindahkan sebagian besar produksi iPhone untuk pasar AS ke India, sementara produk lain seperti iPad, Mac, dan Apple Watch kini banyak diproduksi di Vietnam. Langkah diversifikasi rantai pasokan ini dinilai berhasil mengurangi eksposur Apple terhadap kebijakan tarif yang berubah-ubah.
Namun demikian, Cook mengingatkan bahwa prediksi biaya tambahan tersebut hanya berlaku jika tidak ada perubahan signifikan pada kebijakan tarif global hingga akhir kuartal. Ia juga mengakui bahwa Apple belum menyiapkan strategi jangka panjang yang pasti untuk menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan atau penambahan tarif baru setelah Juni 2025. “Saya tidak ingin memprediksi masa depan, karena saya sendiri tidak yakin apa yang akan terjadi terkait tarif,” ujar Cook.
Sementara itu, pemerintah AS masih melakukan evaluasi terhadap impor semikonduktor dan perangkat elektronik, sehingga potensi perubahan tarif tetap menjadi ancaman bagi Apple dan industri teknologi secara umum. Cook menegaskan bahwa Apple akan terus fokus pada investasi jangka panjang, inovasi, dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika kebijakan perdagangan global.
Kabar ini sedikit menenangkan investor, mengingat ekspektasi biaya tambahan ternyata tidak setinggi yang diperkirakan. Namun, ketidakpastian tetap membayangi, terutama jika Trump kembali menyesuaikan kebijakan tarif atau memperluas cakupan produk yang dikenai bea masuk tinggi.
Dengan strategi diversifikasi produksi dan komunikasi intensif dengan pemerintah AS, Apple sejauh ini mampu meminimalkan dampak tarif. Namun, tanpa adanya kepastian kebijakan jangka panjang, tantangan besar masih menanti perusahaan teknologi raksasa ini.