Cak Imin Minta Kemenkes Selidiki Penyebab Keracunan Massal Puluhan Siswa di Cianjur Usai Santap Makan Bergizi Gratis

Spread the love

Berputar.id Puluhan siswa dari dua sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan massal diduga usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 21 April 2025. Korban berasal dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur, dengan total sekitar 78 siswa dan beberapa guru yang mengeluhkan gejala seperti pusing, mual, muntah, dan diare. Para siswa yang mengalami gejala langsung mendapatkan perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur, dengan sebagian besar sudah diperbolehkan pulang setelah observasi.

Baca Juga : Pelaku Pembunuhan Pria dalam Karung di Batuceper Tangerang Ditangkap Saat Tidur di Rumah Kontrakan

Menanggapi kejadian ini, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, meminta Kementerian Kesehatan untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap sumber utama keracunan tersebut. Cak Imin menegaskan agar penyelidikan mencakup seluruh proses mulai dari dapur pembuatan makanan, proses pendistribusian, hingga kemungkinan sumber lain yang menyebabkan keracunan. Ia juga meminta Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk cepat mengambil langkah-langkah pemeriksaan agar masyarakat dan keluarga korban merasa tenang.

Cak Imin menegaskan, “Nah itu yang harus dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu. Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, apakah dari tempat lain-lain. Nanti kita tunggu aja investigasinya”.

Dinas Kesehatan Cianjur telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus ini guna memastikan penanganan korban dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi. Kepala Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan asesmen komprehensif untuk mengetahui faktor penyebab keracunan dan menginstruksikan tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan rumah sakit untuk melakukan pendataan dan pemantauan bersama pihak sekolah terhadap seluruh siswa yang mengonsumsi makanan tersebut. Sampel makanan dan muntahan korban juga telah dikirim ke Labkesda Jawa Barat dengan harapan hasil pemeriksaan dapat keluar lebih cepat dari jadwal biasa 7-14 hari.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan empati kepada para siswa yang terdampak dan menyatakan akan menambah prosedur operasional standar (SOP) dalam pelaksanaan program MBG untuk mencegah kejadian serupa. Salah satu SOP baru adalah pengelolaan sisa makanan yang tidak dibersihkan di sekolah tapi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). BGN juga akan memberikan pelatihan tambahan untuk penguatan sumber daya manusia dalam pelaksanaan program ini. Dadan menegaskan bahwa kejadian keracunan ini merupakan peristiwa pertama dan pihaknya berkomitmen mendalami penyebabnya secara tuntas.

Kasus keracunan massal ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat karena program MBG yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah justru menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan. Pemerintah daerah dan pusat terus berkoordinasi untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para pelajar serta mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Artikel ini mengacu pada pernyataan resmi Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan laporan dari berbagai sumber terkait kasus keracunan massal di Cianjur akibat dugaan makanan dari program Makan Bergizi Gratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *