Berputar.id Pemerintahan Donald Trump dikabarkan akan memangkas anggaran NASA secara signifikan untuk tahun fiskal 2026. Berdasarkan dokumen awal yang bocor, Gedung Putih mengusulkan pengurangan hampir 50% dari total pendanaan program sains NASA, yang memicu kekhawatiran besar di kalangan komunitas ilmiah.
Baca Juga : Komedian Kiwil Kembali ke Dunia Hiburan Berkat Dukungan Anak-Anaknya
Menurut laporan, anggaran keseluruhan NASA dapat dipotong hingga 25%, dengan divisi sainsnya menghadapi pemangkasan sebesar 50%. Jika disetujui, ini akan menjadi salah satu pemotongan terbesar dalam sejarah lembaga antariksa tersebut. Pendanaan untuk program-program penting seperti misi pengembalian sampel Mars (Mars Sample Return) dan peluncuran teleskop luar angkasa baru, Nancy Grace Roman Space Telescope, terancam dihentikan meskipun proyek-proyek ini telah berjalan atau direncanakan matang.
Pemotongan ini juga akan berdampak pada berbagai bidang penelitian, termasuk astrofisika, heliofisika, sains bumi, dan sains planet. Sebagai contoh, anggaran astrofisika diperkirakan turun drastis dari $1,5 miliar menjadi hanya $487 juta—penurunan sebesar 68%.
Casey Dreier dari The Planetary Society menyebut pemotongan ini sebagai “peristiwa tingkat kepunahan” bagi eksplorasi ruang angkasa di Amerika Serikat. Ia menambahkan bahwa mayoritas misi ilmiah aktif dan proyek yang sedang dikembangkan kemungkinan besar akan dihentikan sepenuhnya.
Nicky Fox, Administrator Asosiasi Divisi Sains NASA, menyatakan bahwa lembaga tersebut belum menyiapkan skenario untuk menghadapi pemotongan sebesar ini karena belum menerima informasi resmi terkait usulan anggaran tersebut. Namun, ia mengakui bahwa jika pemotongan ini terjadi, keputusan drastis harus diambil.
Selain membahayakan program-program besar seperti James Webb Space Telescope (yang tetap didanai), pemotongan ini juga berpotensi menutup fasilitas penting seperti Goddard Space Flight Center. Proyek-proyek eksplorasi planet seperti misi DAVINCI ke Venus juga berada dalam risiko pembatalan.
Meskipun proposal ini masih dalam tahap awal dan belum final, dampaknya sudah memicu diskusi luas tentang masa depan eksplorasi ruang angkasa AS. Jared Isaacman, calon administrator NASA yang diajukan oleh Trump, tetap optimis bahwa lembaga tersebut dapat terus menjalankan misi-misi besar seperti eksplorasi Bulan dan Mars secara bersamaan. Namun, skeptisisme muncul mengingat keterbatasan sumber daya yang dihadapi.
Dengan keputusan akhir masih berada di tangan Kongres AS, komunitas ilmiah berharap agar proposal ini dapat direvisi demi menjaga keberlanjutan penelitian dan eksplorasi ruang angkasa yang telah menjadi ciri khas NASA selama puluhan tahun.
Berputar.id Pengadilan Tinggi Jakarta memperberat vonis terhadap mantan Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono…
Berputar.id Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Jakarta berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba yang dilakukan…
Berputar.id Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan kunjungan ke indekos diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu)…
Berputar.id Seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau saat ini mengalami kebakaran hutan dan lahan…
Berputar.id PowerPoint sudah lama menjadi pilihan utama bagi para pekerja dan mahasiswa untuk membuat presentasi.…
Berputar.id DJ Panda akhirnya angkat bicara terkait rumor dirinya yang menghamili selebritas Erika Carlina. Dalam…