
Berputar.id Misi Chandrayaan-3 yang diluncurkan oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) telah memberikan wawasan baru mengenai keberadaan es air di Bulan, khususnya di wilayah kutub. Data terbaru menunjukkan bahwa es air mungkin lebih melimpah dan tersebar di lokasi yang lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga : Jenazah Titiek Puspa Disemayamkan di Wisma Puspa, Besok Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Temuan Utama
- Es Air di Wilayah Kutub
Data dari instrumen Chandra’s Surface Thermophysical Experiment (ChaSTE) mengungkapkan bahwa suhu permukaan dan bawah permukaan Bulan di wilayah kutub sangat bervariasi, bahkan dalam jarak pendek. Area miring yang tidak langsung terkena sinar matahari memiliki kondisi lingkungan serupa dengan kawah kutub yang selalu gelap, memungkinkan keberadaan es air tepat di bawah permukaan. - Distribusi Es Air Lebih Luas
Selain wilayah kutub, penelitian menunjukkan potensi keberadaan es air di lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak dianggap memungkinkan. Model baru memperkirakan bahwa permukaan dengan kemiringan lebih dari 14 derajat, terutama yang menghadap jauh dari Matahari, dapat mempertahankan suhu dingin yang cukup untuk pembentukan es. - Perbedaan Suhu Ekstrem
Pengukuran suhu di lokasi pendaratan Chandrayaan-3, yang dinamai Shiv Shakti Point, menunjukkan fluktuasi suhu ekstrem antara siang dan malam, mulai dari 82°C hingga -170°C. Bahkan pada kedalaman hanya 10 cm, suhu bawah permukaan tetap jauh lebih rendah dibandingkan permukaan, menunjukkan sifat isolasi termal lapisan atas Bulan.
Implikasi Penemuan
- Sumber Daya untuk Eksplorasi Masa Depan
Keberadaan es air dapat menjadi sumber daya vital bagi misi eksplorasi jangka panjang, termasuk mendukung kehidupan manusia dan produksi bahan bakar roket melalui elektrolisis. - Pemahaman Geologi Bulan
Studi terhadap es air ini juga memberikan wawasan tentang sejarah geologi Bulan, termasuk aktivitas vulkanik purba dan dampak asteroid yang mungkin menyumbang pada distribusi air. - Persiapan untuk Misi Masa Depan
Temuan ini relevan untuk misi seperti program Artemis NASA, yang bertujuan membangun kehadiran manusia secara berkelanjutan di Bulan. Lokasi dengan potensi es air akan menjadi target utama untuk pendaratan dan eksplorasi mendalam.
Kesimpulan
Penemuan Chandrayaan-3 memperkuat keyakinan bahwa Bulan memiliki potensi besar sebagai basis eksplorasi ruang angkasa masa depan. Dengan pemahaman lebih baik tentang distribusi dan komposisi es air, langkah berikutnya adalah mengeksplorasi lokasi-lokasi ini secara langsung melalui pengeboran dan analisis in-situ. Hal ini membuka jalan bagi era baru eksplorasi luar angkasa yang lebih ambisius dan berkelanjutan.