Berputar.id Malaysia telah menjadi salah satu pusat data center terkemuka di Asia Tenggara, didorong oleh investasi besar-besaran dari perusahaan teknologi global, termasuk dari Tiongkok. Negara ini menawarkan keunggulan seperti hubungan diplomatik yang stabil dengan Tiongkok, biaya listrik yang lebih rendah, serta akses ke semikonduktor canggih yang terbatas di Tiongkok karena pembatasan ekspor AS.
Baca Juga : Nita Thalia Kembali ke Dunia Hiburan Setelah Masa Vakum
Investasi Besar dari Perusahaan Global
Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Google, dan Nvidia telah mengumumkan rencana investasi signifikan di Malaysia. Microsoft berencana untuk menginvestasikan $2,2 miliar dalam infrastruktur cloud dan AI selama empat tahun ke depan, sementara Google berinvestasi $2 miliar untuk membangun pusat data dan wilayah cloud di negara tersebut. NVIDIA juga berkolaborasi dengan YTL Power International untuk membangun infrastruktur AI yang akan membawa superkomputer tercepat ke Malaysia.
Pertumbuhan Kapasitas Data Center
Kapasitas data center di Malaysia telah meningkat pesat, hampir dua kali lipat dari tahun 2021 hingga 2024. Saat ini, terdapat 54 pusat data yang menyediakan total kapasitas 504,9 megawatt. Dengan berdirinya YTL Green Data Center Park di Johor yang akan menghasilkan 605 megawatt, kapasitas ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Peran Strategis Malaysia
Malaysia dipandang sebagai lokasi strategis bagi perusahaan Tiongkok karena akses mudah ke pasar Asia Tenggara dan keunggulan infrastruktur yang ada. Menurut Joe Gao dari IBuffett Investment Management, perusahaan-perusahaan Tiongkok merupakan klien utama pusat data di Malaysia dan wilayah Asia Tenggara lainnya.
Dengan demikian, Malaysia terus memperkuat posisinya sebagai pusat data center utama di Asia Tenggara, didukung oleh investasi besar-besaran dan pertumbuhan infrastruktur yang pesat.