
Berputar.id Belakangan ini, dunia maya diramaikan oleh tren mengubah foto menjadi gaya animasi khas Studio Ghibli menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Tren ini dipicu oleh fitur terbaru dari ChatGPT yang memungkinkan pengguna menghasilkan gambar bergaya animasi Jepang seperti dalam film Spirited Away dan My Neighbor Totoro. Meski menarik perhatian jutaan pengguna, fenomena ini juga memunculkan kekhawatiran terkait keamanan data pribadi dan potensi penyalahgunaan.
Baca Juga : Dimas Aditya Pilih Bijak dalam Menggunakan Uang, Fokus Menabung untuk Masa Depan
Popularitas yang Melonjak
Fitur pengubah gambar di ChatGPT, yang didukung oleh model GPT-4o, menjadi viral sejak diluncurkan. Pengguna di berbagai platform media sosial berlomba-lomba mengunggah foto diri yang diubah menjadi gaya animasi Studio Ghibli. Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, turut meramaikan tren dengan mengganti foto profilnya menjadi gambar bergaya animasi tersebut.
Namun, popularitas ini membawa dampak besar pada infrastruktur OpenAI. Server perusahaan mengalami kelebihan beban akibat tingginya permintaan untuk menghasilkan gambar animasi, hingga memaksa OpenAI memberlakukan batasan sementara pada jumlah gambar yang dapat dibuat pengguna.
Risiko Keamanan Data
Di balik keseruan tren ini, para ahli keamanan siber mengingatkan tentang risiko yang mungkin terjadi. Menurut Kaspersky, setiap foto yang diunggah ke platform AI berpotensi menjadi “potongan teka-teki biometrik” yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Data wajah pengguna bisa digunakan untuk membuat profil palsu, melewati sistem pengenalan wajah, atau bahkan memfasilitasi penipuan identitas.
Masalah ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, aplikasi seperti FaceApp dan Voilá AI Artist juga menghadapi kritik serupa terkait kebocoran data pengguna. Dengan teknologi AI yang semakin canggih, risiko kebocoran data kini menjadi lebih sulit dideteksi. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa akun pengguna layanan AI sering kali dijual di situs gelap bersama riwayat percakapan pribadi mereka.
Implikasi Hukum dan Etika
Selain risiko keamanan, muncul pula pertanyaan tentang pelanggaran hak cipta. Studio Ghibli dikenal dengan gaya visualnya yang khas, dan penggunaan elemen-elemen tersebut tanpa izin dapat menimbulkan masalah hukum. ChatGPT sendiri telah menghadapi tuntutan hukum terkait penggunaan materi sumber tanpa persetujuan sebelumnya.
Langkah Pencegahan
Untuk melindungi diri dari potensi risiko, pengguna disarankan:
- Menggunakan kata sandi unik dan autentikasi dua faktor untuk akun layanan AI.
- Menghindari berbagi informasi pribadi atau sensitif melalui chatbot.
- Memastikan menggunakan layanan dari perusahaan terpercaya dengan kebijakan privasi yang jelas.
Tren mengubah foto menjadi gaya animasi Studio Ghibli memang menunjukkan betapa kuatnya daya tarik teknologi AI dalam dunia kreatif. Namun, penting bagi pengguna untuk tetap waspada terhadap risiko keamanan dan etika yang menyertainya. Kreativitas harus berjalan seiring dengan perlindungan data pribadi agar tidak menjadi korban eksploitasi teknologi.