
Berputar.id OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, diperkirakan akan terus mengalami kondisi keuangan yang negatif hingga tahun 2029. Meskipun demikian, perusahaan ini memprediksi peningkatan pendapatan yang signifikan pada tahun 2025. Menurut sumber yang dikutip oleh Bloomberg, OpenAI tidak akan mencapai arus kas positif hingga tahun 2029.
Baca Juga : Titiek Puspa Masih dalam Pengawasan Intensif Usai Operasi Pecah Pembuluh Darah
Biaya Operasional yang Tinggi
Biaya operasional yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama kerugian OpenAI. Perusahaan ini harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli chip GPU yang digunakan dalam pengolahan AI, operasional data center, serta menggaji para ahli AI untuk terus mengembangkan kemampuan GPT. Biaya-biaya ini sangat signifikan dan memengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai keuntungan.
Peningkatan Pendapatan
Meskipun menghadapi tantangan keuangan, OpenAI memprediksi peningkatan pendapatan yang signifikan. Pada tahun 2025, pendapatan perusahaan ini diperkirakan akan melesat tiga kali lipat menjadi $12,7 miliar, naik dari $3,7 miliar pada tahun 2024. Peningkatan ini didorong oleh permintaan yang kuat terhadap perangkat lunak AI berbayar yang ditawarkan oleh OpenAI.
Proyeksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, OpenAI memproyeksikan pendapatannya akan melampaui $125 miliar pada tahun 2029. Namun, perusahaan ini masih harus menghadapi tantangan besar untuk mencapai arus kas positif. OpenAI terus berinvestasi dalam teknologi AI canggih dan memperluas layanan berlangganan untuk konsumen dan perusahaan.
Dengan demikian, OpenAI tetap menjadi pemain utama dalam industri AI, meskipun masih menghadapi tantangan keuangan yang signifikan. Perusahaan ini berharap dapat mencapai keuntungan di masa depan dengan terus mengembangkan teknologi dan layanan yang inovatif.