Kontroversi Rendang 200 Kg Willie Salim di Palembang

Berputar.id Kreator konten Willie Salim baru-baru ini menjadi sorotan setelah video memasak 200 kilogram rendang untuk warga Palembang berbuka puasa berubah menjadi kontroversi. Niat baik Willie untuk berbagi dengan masyarakat setempat berakhir dengan kehilangan rendang dalam waktu singkat.

Baca Juga : Dua Remaja Rela Jual Ginjal untuk Bebaskan Ibu, Polisi Tangguhkan Penahanan

Latar Belakang Kejadian

Willie Salim memasak rendang dari satu ekor sapi di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang. Acara memasak ini disaksikan oleh banyak warga setempat dan diharapkan dapat menjadi ajang berbuka puasa bersama. Namun, saat Willie pergi ke toilet, rendang yang masih belum matang itu tiba-tiba hilang.

Penyebab Hilangnya Rendang

Menurut Willie Salim, kehilangan rendang bukanlah rekayasa, melainkan karena kurangnya persiapan dan pengawasan. Ia menyatakan bahwa warga setempat berebut mengambil daging rendang yang belum matang saat ia meninggalkan kuali besar berisi daging sapi tersebut untuk sementara waktu. Polisi yang berjaga mencoba menghalau warga, namun upaya tersebut tidak berhasil karena kurangnya penerangan di lokasi.

Reaksi dan Permintaan Maaf

Willie Salim meminta maaf kepada masyarakat Palembang karena kejadian ini membuat warga dicap negatif di media sosial. Ia menegaskan bahwa hilangnya rendang bukanlah salah warga Palembang, melainkan kesalahan dirinya sendiri karena kurang persiapan. Willie juga mengaku senang melihat antusias warga dan tidak merasa kecewa atas kehilangan rendang tersebut.

Dampak dan Tanggapan

Kejadian ini mendapat perhatian dari pejabat setempat, termasuk Walikota Palembang, yang berharap klarifikasi dari Willie Salim dapat meredakan situasi di media sosial. Willie Salim juga dipolisikan terkait konten tersebut, menunjukkan bahwa kejadian ini memiliki dampak yang cukup luas.

Dalam keseluruhan, kejadian ini menjadi pelajaran bagi Willie Salim tentang pentingnya persiapan dan pengawasan dalam acara besar. Meskipun demikian, niat baiknya untuk berbagi dengan masyarakat tetap dihargai, dan ia berharap kejadian ini tidak mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap warga Palembang secara keseluruhan.