
Berputar.id Presiden Prabowo Subianto mencatat penurunan harga tiket pesawat, dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendesak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tiket pesawat.
Huda menyatakan bahwa penurunan harga tiket pesawat hingga 30% saat libur lebaran Idul Fitri 2025 sangat mungkin terjadi jika PPN diturunkan. Menurutnya, Kementerian Perhubungan dan perusahaan penerbangan telah berupaya melakukan efisiensi, sehingga pada libur Natal dan Tahun Baru 2025, harga tiket pesawat turun hampir 10-15 persen. Ia menambahkan, jika penurunan harga ingin lebih signifikan, relaksasi PPN oleh Kemenkeu menjadi kunci. Huda mengusulkan penghapusan PPN untuk tiket pesawat domestik, seperti yang berlaku pada tiket pesawat internasional, untuk menurunkan harga yang lebih besar.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyinggung masalah harga tiket pesawat dan menyatakan keinginannya untuk terus menurunkannya.
Pemerintah sendiri menargetkan penurunan harga tiket pesawat pada tahun 2025, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi telah mempertimbangkan agar harga avtur, yang menjadi salah satu penyebab mahalnya tiket pesawat, dapat ditekan. Harga avtur di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura dan Dubai. Selain itu, maskapai penerbangan juga belum beroperasi secara maksimal seperti sebelum pandemi COVID-19, yang menyebabkan terbatasnya ketersediaan kursi pesawat.
Sebagai upaya lain, pemerintah juga menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 sebesar 10%. Kebijakan ini berlaku di seluruh bandara di Indonesia dan berlangsung selama 16 hari, mulai dari 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, untuk tiket yang belum terjual