Berputar.id DeepSeek, sebuah startup kecerdasan buatan asal China, telah mengguncang industri AI global dengan peluncuran model bahasa besar (LLM) yang dikenal sebagai DeepSeek R1 dan DeepSeek V3. Model-model ini diklaim memiliki kemampuan yang sebanding atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan produk terkemuka seperti ChatGPT dari OpenAI, namun dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah, hanya sekitar USD 6 juta.
Baca Juga : Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Raffi Ahmad ke KPK Mencapai Rp 1 T
DeepSeek menggunakan chip Nvidia H800 untuk melatih model-modelnya, yang meskipun memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan chip Nvidia H100, tetap dapat memberikan hasil yang kompetitif. Perusahaan ini mengklaim telah menggunakan sekitar 2.000 unit Nvidia H800 dalam proses pelatihan yang berlangsung selama 55 hari. Dalam konteks ini, biaya pelatihan DeepSeek R1 dan V3 sangat kontras dengan miliaran dolar yang dihabiskan oleh pesaingnya.
Namun, keberhasilan DeepSeek tidak lepas dari kontroversi. CEO Scale AI, Alexandr Wang, menyatakan bahwa DeepSeek sebenarnya memiliki 50 ribu unit chip Nvidia H100 yang dilarang untuk diekspor ke China, meskipun perusahaan tersebut tidak mengonfirmasi hal ini. Tuduhan ini menimbulkan keraguan tentang transparansi dan keabsahan klaim efisiensi biaya mereka. Wang juga menambahkan bahwa akses ke chip canggih akan semakin sulit di masa depan akibat kontrol ekspor yang ketat dari AS.
Peluncuran model AI DeepSeek telah menyebabkan reaksi signifikan di pasar saham, dengan saham perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Microsoft, dan Google mengalami penurunan nilai. Beberapa analis menggambarkan situasi ini sebagai reaksi berlebihan terhadap klaim DeepSeek, menegaskan bahwa meskipun model mereka impresif, teknologi yang digunakan tidak sepenuhnya baru atau inovatif.
DeepSeek telah menunjukkan bahwa model AI tidak harus mahal untuk bersaing di pasar global. Dengan pendekatan open-source dan teknik pelatihan yang efisien, mereka berhasil menciptakan alternatif yang menarik bagi perusahaan-perusahaan besar di AS. Namun, tantangan tetap ada terkait dengan akses ke teknologi canggih dan bagaimana mereka akan beradaptasi dengan kontrol ekspor yang semakin ketat di masa depan.
Berputar.id Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan tidak ada pemangkasan subsidi…
Berputar.id Seorang mahasiswa bernama Mohamad Rohadi (21) dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) ditemukan…
Berputar.id Sebuah video yang viral menunjukkan seorang pria menunggangi babi sambil menerobos banjir di Cengkareng,…
Berputar.id Viralnya keluhan wisatawan mengenai harga tiket masuk Curug Nangka, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat,…
Berputar.id Audio Eraser adalah fitur inovatif yang diperkenalkan oleh Samsung dalam seri Galaxy S25, dirancang…
Berputar.id Nikita Mirzani baru-baru ini menanggapi rumor tentang hubungannya dengan Matthew Gilbert yang sempat dispekulasikan…