Berputar.id Warga Penjaringan, Jakarta Utara, mengeluhkan kondisi Kali Kamal Muara yang berbusa dan berbau tidak sedap. Menurut laporan, busa tersebut muncul tiga kali sehari dan diduga disebabkan oleh limbah dari rumah tangga dan pabrik di sekitar area tersebut. Ika Agustin, Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, mengakui bahwa air limbah domestik dan industri di Jakarta belum terpisah dengan baik, yang berkontribusi pada pencemaran sungai.
Baca Juga : Mobil Milik Pensiunan Brigjen Ditemukan Rusak Parah Setelah Tercebur ke Laut
Ika menyatakan harapannya terhadap Peraturan Daerah (Perda) tentang Air Limbah Domestik yang disahkan akhir tahun 2024. Perda ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan air limbah di Jakarta dengan membangun infrastruktur yang memisahkan air hujan dari air limbah. Dia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbah sembarangan, seperti minyak goreng dan air cucian.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah melakukan pemantauan kualitas air dan menemukan bahwa Kali Kamal Muara tercemar berat. Mereka berencana mengambil sampel air untuk analisis lebih lanjut di laboratorium. Yogi Ikhwan, pejabat Humas DLH, menjelaskan bahwa kemunculan busa di kali tersebut kemungkinan akibat turbulensi dari pompa banjir yang memompa air dari Sungai Kamal menuju muara.
Kondisi ini menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menangani masalah ini dengan lebih sistematis melalui pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan penegakan peraturan mengenai pengelolaan limbah