Categories: Berita Daerah

“Sejarah Kelam: Keraton Yogyakarta dan Pemerasan Rp37 Miliar oleh Belanda”

Spread the love


berputar.idPermintaan uang dari Belanda kepada keraton di Yogyakarta pada masa pemerintahan Gustaf Wilhelm Wiese harus dipenuhi. Wiese yang merupakan warga Belanda di Yogyakarta pada tahun 1810 meminta sejumlah uang kepada Keraton Yogyakarta. Konon, uang tersebut dimaksudkan untuk dana perang yang dihimpun Gubernur Jenderal. Tidak ada catatan mengenai tanggapan Sultan. Namun sumber lain menyatakan bahwa Daendels menerima 200. 000 dolar Spanyol atau sekitar Rp 37 miliar dalam mata uang asing JAM. IKLAN Uang juga dibagikan kepada Gubernur Jenderal Belanda William Daendels sebesar 196.320 dolar Spanyol atau sekitar Rp 27,5 miliar dengan nilai nominal saat ini . Uang tersebut diduga berasal dari pembayaran kepada prajurit dan pejabat sipilnya pada Desember 1810.

Baca juga: Hubungan Gelap Residen Belanda dengan Putri Keraton Yogyakarta Bikin Pangeran Diponegoro Marah Usai Kirim Ekspedisi Militer ke Yogyakarta Saat Raden Ronggo Mengetahuinya pemberontakan, kota Yogyakarta. Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta: Kisah Raden Ronggo Prawirodirjo III dari Madiun, sekitar tahun 1779 – 1810. Menurut kronik keraton Yogyakarta, sultan sudah menawarkan perhiasan emas senilai 50.000 gulden Hindia Belanda atau sekitar 3 miliar rupiah dalam mata uang saat ini . Selain itu, hadiah resmi lainnya dikirimkan kepada Daendels di Semarang melalui Patih Yogyakarta pada akhir September 1808. Saat itu delegasi istana dipimpin oleh Patih. datang untuk memberi “penghormatan” kepada gubernur jenderal yang baru. Pendahulu Wiese, Pieter Engelhard, tampaknya telah mengatur pemberian khusus ini, namun jika demikian, maka tidak disebutkan dalam sumber-sumber Belanda.

Baca juga: Kisah Pertempuran Sengit Minahasa yang Berlangsung Empat Hari dan Berujung Pembantaian oleh Pasukan Belanda Mungkin saja penulis babad Keraton Yogyakarta menyamakannya dengan pinjaman pribadi sebesar 50.000 gulden dari Hindia Belanda yang diperoleh Engelhard dari Sultan . . untuk menutupi defisit anggaran selama dua periode menjabat sebagai penduduk Yogyakarta. Walaupun rincian lengkapnya sulit diperoleh, jelas bahwa Daendel telah memulai suatu proses yang kemudian disempurnakan oleh Inggris, suatu bangsa yang pasti telah mengambil telapak tangan nomor satu karena menjadi pencuri dan perampok selama pemerintahan mereka. periode singkat 5 tahun . antara tahun 1811 – 1816, di Jawa.
CINTA55

Admin

Recent Posts

Ketua MKD DPR Apresiasi Panen Raya Serentak Polri, Dukung Penuh Aksi Kapolri Menuju Swasembada Pangan

Berputar.id Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, Nazaruddin Dek Gam, memberikan apresiasi tinggi terhadap…

2 jam ago

Presiden Prabowo Makan Siang Bersama Timnas Indonesia, Beri Semangat Jelang Hadapi Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Berputar.id Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan makan siang bersama Timnas Sepakbola Indonesia di kediaman…

2 jam ago

Kapolri Listyo Sigit Prabowo Serahkan 9.648 Hewan Kurban untuk Disalurkan ke yang Membutuhkan

Berputar.id Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyerahkan hewan kurban berupa sapi dan kambing kepada…

2 jam ago

Sapi Kurban 550 Kg Tercebur Kolam Renang Bekas, Gulkarmat Jaksel Sigap Evakuasi

Berputar.id Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan berhasil mengevakuasi seekor sapi kurban…

2 jam ago

Telkom Solution Perkuat Perlindungan Data Nasional melalui Kemitraan Strategis dengan Thales

Berputar.id PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom Solution semakin memperkokoh perlindungan data nasional dengan…

2 jam ago

Dewi Perssik Berkurban 17 Ekor Sapi di Jakarta dan Kampung Halaman, Ungkap Kebahagiaan Berbagi

Berputar.id Pedangdut ternama Dewi Perssik menunjukkan kepeduliannya di momen Idul Adha tahun ini dengan mengurbankan…

2 jam ago