Berputar.id Banjir rob kembali melanda wilayah Jakarta Utara pada Minggu, 15 Desember 2024, dengan enam Rukun Tetangga (RT) terendam. Tiga RT di Kelurahan Marunda mengalami ketinggian air mencapai 40 sentimeter, sedangkan tiga RT di Kelurahan Pluit terendam dengan ketinggian air antara 80 hingga 90 sentimeter.
Baca Juga : Polisi Akan Periksa Lagi Korban Penganiayaan Anak Bos Toko Roti soal Ngaku Kebal Hukum
Fenomena ini terjadi akibat pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fase bulan baru, yang meningkatkan risiko banjir pesisir. Pintu Air Pasar Ikan di Jakarta Utara bahkan berada dalam status Siaga 1, menunjukkan kondisi berbahaya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat bahwa sekitar 12.000 jiwa terdampak banjir rob, dengan distribusi dampak di beberapa wilayah seperti Pademangan dan Penjaringan.
Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menjelaskan bahwa banjir rob di Jakarta sering terjadi selama musim hujan dan saat pasang tinggi, terutama di daerah pesisir utara. Dia menekankan perlunya pendekatan multifaset untuk penanganan banjir, termasuk pembangunan infrastruktur fisik seperti tanggul laut dan perbaikan saluran drainase. Kenneth juga menyarankan penambahan kapasitas rumah pompa air dan peningkatan edukasi masyarakat mengenai potensi banjir serta langkah-langkah evakuasi.
Untuk penanganan jangka menengah, dia merekomendasikan pembangunan polder baru dan penataan drainase kota untuk mempercepat aliran air keluar dari wilayah tergenang. Kenneth menegaskan bahwa penyelesaian masalah banjir rob memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Pemerintah Provinsi Jakarta telah mengalokasikan dana sebesar Rp2 triliun dalam APBD 2024 untuk mengatasi masalah banjir, yang akan digunakan untuk revitalisasi waduk dan pembangunan infrastruktur terkait