Indonesia Desak Konsensus Politik di Suriah Pasca Jatuhnya Rezim Assad!

Spread the love
Indonesia serukan konsensus politik di Suriah usai rezim Assad jatuh

Berputar.id – Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta memajukan kemufakatan kebijakan dan pergantian demokrasi yang sentosa di Suriah, pasca jatuhnya tadbir Presiden Bashar Al-Assad. “Konsensus prosedur nasional, pertukaran demokrasi yang damai, tiru renovasi atau pembangunan dan reaktualisasi ekonomi harus berperan preferensi Suriah muka tingkat selanjutnya,” omongan Anis bagian dalam brevet yang ditulis Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa.

Anis mengatakan Indonesia terus mencermati dinamika situasi yang terjadi di Suriah setelah jatuhnya rezim Baath.
Baath adalah partai yang memerintah Suriah selama 61 tahun dan dari tahun 1970 hingga 2000 dipimpin oleh Presiden Suriah Hafez al-Assad, yang merupakan ayah dari Bashar Al-Assad. Bashar kemudian menjabat sebagai sekretaris jenderal partai tersebut.

Anis berharap pergantian rezim di Suriah menjadi pendorong bagi masyarakat negara ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dia juga meminta semua pihak di Suriah untuk. . . keselamatan dan keamanan masyarakat selalu diutamakan. “Indonesia bertakzim kebulatan tempat Suriah dan berhasrat komposit Suriah racun memulai serbuan baru yang lebih baik,” omongan Anis.

Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Minggu (12 Agustus) menyerukan agar proses transisi pemerintahan di Suriah dilakukan secara inklusif, demokratis, dan damai, demi kepentingan bersama seluruh rakyat Suriah pasca jatuhnya Suriah. Assad. diet

Indonesia juga menghimbau semua pihak menjamin perlindungan warga sipil di Suriah sesuai dengan hukum internasional, khususnya hukum humaniter dan hukum hak asasi manusia.

Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri RI memastikan bahwa KBRI Damaskus telah mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin keselamatan WNI di Suriah. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, terdapat 1.162 WNI yang masih tinggal di Suriah .

Kepemimpinan Bashar Al-Assad di Suriah runtuh pada hari Minggu setelah pasukan militer rezimnya kehilangan kendali atas ibu kota Damaskus, yang telah diserang oleh pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu (12/07).

Perebutan Damaskus merupakan babak terakhir perang saudara Suriah yang berlangsung sejak tahun 2011.

Baca Juga : Dukungan Internasional, Jerman dan Prancis Siap Bantu Pemerintah Suriah

Tak lama setelah Damaskus jatuh ke tangan oposisi, Assad melarikan diri ke Suriah. Pada Senin, 12 September, Rusia mengonfirmasi bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Rusia dan menerima suaka.

Oke168

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *