Berputar.id Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo telah mengeluarkan peringatan keras mengenai konsekuensi potensial dari blokade China, yang melabelinya sebagai “tindakan perang” yang akan memiliki konsekuensi signifikan untuk perdagangan internasional. Pernyataan ini muncul setelah latihan militer China baru-baru ini, yang mensimulasikan skenario blokade di sekitar Taiwan, meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. Koo menekankan bahwa setiap upaya oleh China untuk menegakkan blokade akan membatasi semua lalu lintas udara dan laut, mengkategorikan tindakan seperti tindakan agresi di bawah hukum internasional, yang secara khusus merujuk pada Resolusi Majelis Umum PBB 3314. Dia mencatat bahwa seperlima dari lalu lintas pengiriman global melewati Selat Taiwan, menggarisbawahi implikasi yang lebih luas dari blokade di luar Taiwan sendiri.
Selama briefing parlemen, Koo mengartikulasikan bahwa sementara latihan militer adalah umum, mereka berbeda secara mendasar dari blokade dalam hal dampaknya terhadap masyarakat internasional. Dia menekankan bahwa komunitas global tidak mampu untuk tetap pasif jika China mengejar tindakan agresif seperti itu.
Latar belakang untuk peringatan ini termasuk kegiatan militer yang sedang berlangsung oleh China, yang telah meningkat selama lima tahun terakhir, terutama setelah pemilihan Taiwan baru-baru ini. Latihan yang dilakukan oleh China, termasuk “Pedang Bersama-2024B,” melibatkan manuver angkatan laut dan udara yang signifikan yang bertujuan untuk mensimulasikan isolasi pelabuhan kritis Taiwan dan menguji pertahanannya.
Komentar Koo tidak hanya mencerminkan tekad Taiwan untuk mempertahankan kedaulatannya tetapi juga seruan untuk kesadaran internasional dan potensi intervensi jika ketegangan meningkat lebih lanjut. Ketika kegiatan militer berlanjut, kedua belah pihak tetap waspada, dengan Taiwan memantau gerakan angkatan laut China dengan cermat