Categories: Berita Daerah

Presiden Prabowo Dengan Kabinet Merah Putih

Spread the love

Berputar.id Presiden Prabowo Subianto telah mengambil langkah cepat setelah dilantik dengan mengumumkan susunan Kabinet Merah Putih pada malam hari yang sama. Kabinet ini terdiri dari 53 menteri dan setingkat menteri yang terdiri dari 7 menteri koordinator, 41 menteri, 5 pejabat setingkat menteri, dan 56 wakil menteri. Struktur kabinet ini dianggap paling “gemoy” sejak era Orde Baru hingga Reformasi, meskipun sebelumnya kabinet-kabinet besar seperti Kabinet Dwikora I dan II memiliki lebih dari 100 anggota.

Baca juga : Serangan Israel Berhasil Menewaskan Kepala Pendanaan Hizbullah di Suriah

Komposisi dan Politik Akomodatif

Kabinet Merah Putih menunjukkan bahwa Prabowo sedang menerapkan politik akomodatif, dengan melibatkan 5 ketua umum partai politik dan 6 fraksi di DPR. Namun, struktur ini menuai kritik dari publik mengenai kompetensi, beban anggaran, dan efektivitas kinerja. Banyak yang merasa kecewa karena Prabowo tidak membentuk kabinet zaken, yang biasanya terdiri dari para profesional tanpa latar belakang politik.

Kritik Terhadap Kabinet

Terdapat tiga kritik utama terkait Kabinet Merah Putih:

  1. Skeptisisme terhadap kompetensi dan profesionalisme anggota kabinet.
  2. Beban anggaran yang dikhawatirkan hanya akan terserap untuk hal-hal administratif.
  3. Efektivitas dan efisiensi kinerja yang dipertanyakan oleh berbagai kelompok masyarakat1.

Zaken Kabinet

Zaken kabinet merujuk pada pembentukan kabinet yang diisi oleh orang-orang profesional, terlepas dari latar belakang politik. Beberapa kabinet yang pernah dianggap ideal dalam hal ini adalah Kabinet Natsir, Wilopo, dan Djuanda. Namun, ada pandangan bahwa konsep zaken kabinet ini hanya bersifat idealis tanpa basis praktis dalam sistem politik multipartai di Indonesia saat ini.

Potensi Inefisiensi

Dengan adanya pembentukan 21 kementerian baru dari 9 kementerian yang dipecah, ada risiko tinggi terhadap inefisiensi dan inefektivitas dalam pengelolaan anggaran negara. Hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran APBN yang lebih banyak untuk hal-hal administratif daripada program-program yang langsung berdampak pada publik.

Kesimpulan

Presiden Prabowo perlu memastikan bahwa meskipun memilih untuk berkoalisi dengan banyak partai politik, efektivitas dan efisiensi kabinet tetap menjadi prioritas utama. Koordinasi antar kementerian harus dijaga agar visi dan misi presiden dapat tercapai dengan baik, tanpa terjebak dalam kepentingan politik praktis

CINTA55

Admin

Recent Posts

Presiden Prabowo Subianto Terima Undangan Resmi Hadiri KTT G7 2025 di Kanada

Berputar.id Presiden Prabowo Subianto resmi menerima undangan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of…

17 jam ago

Taman Margasatwa Ragunan Tetap Buka di Hari Cuti Bersama Idul Adha 9 Juni 2025, Pilihan Liburan Seru Bersama Keluarga

Berputar.id Pada tanggal 9 Juni 2025 yang bertepatan dengan hari Senin, masyarakat Indonesia menikmati libur…

17 jam ago

Kondisi Terkini ‘Kampung Kembar’ di RW 3 Malaka Jaya: Warga Kembar Kini Mulai Berkurang

Berputar.id Wilayah RW 3, Kelurahan Malaka Jaya, Jakarta Timur, yang sempat heboh dan dikenal dengan…

17 jam ago

Megawati Soekarnoputri Soroti Sikap Ibu yang Tega Membuang Bayinya dalam Acara Pameran Foto Guntur Soekarnoputra

Berputar.id Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti fenomena banyak ibu yang tega membuang bayinya. Dalam…

17 jam ago

Kebisingan Aktivitas Manusia di Antartika Picu Stres Berat pada Fauna, Studi Baru Ungkap Dampak Negatif yang Diremehkan

Berputar.id Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of the Republic of Uruguay (Udelar) dan Pompeu…

17 jam ago

Tyas Mirasih Siap Berangkat Umrah Bersama Keluarga, Siapkan Doa Khusus

Berputar.id Artis Tyas Mirasih akan segera melaksanakan ibadah umrah dalam waktu dekat. Tidak sendiri, Tyas…

17 jam ago