Setelah Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Pasukan Bersumpah Tidak Akan Lepaskan Sandera Israel

Spread the love

Berputar.id Yahya Sinwar, pemimpin terkemuka Hamas, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza pada 16 Oktober 2024. Setelah kematiannya, para pejabat Hamas, termasuk Khalil al-Hayya, menyatakan kesedihan mereka dan menegaskan bahwa kelompok itu tidak akan membebaskan sandera Israel sebagai pembalasan. Al-Hayya menyatakan, “Para sandera tidak akan kembali kecuali agresi terhadap orang-orang kami di Gaza berhenti,” menekankan bahwa setiap negosiasi untuk pembebasan mereka bergantung pada tindakan militer dan membebaskan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Baca juga : Hizbullah Serang Dengan Drone Hantam Pangkalan Militer Israel!

Setelah pembunuhan Sinwar, Khaled Mashaal telah ditunjuk sebagai pemimpin sementara Hamas. Sebelumnya merupakan tokoh penting dalam organisasi tersebut, Mashaal sekarang ditugaskan untuk mengawasi komunikasi terkait dengan negosiasi untuk pembebasan sandera dan mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan utama, termasuk Turki, Qatar, dan Mesir. Kepemimpinannya datang pada saat diskusi mengenai pertukaran tahanan dan gencatan senjata diharapkan menjadi semakin kompleks.

Kematian Sinwar menandai momen penting bagi Hamas, karena ia dianggap sebagai arsitek utama strategi militer baru-baru ini melawan Israel. Penghapusannya dapat mengubah dinamika dalam organisasi dan pendekatannya terhadap konflik yang sedang berlangsung.

CINTA55

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *