Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, yang saat ini merupakan kandidat terdepan dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden November mendatang, berhasil menyalip mantan Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru. Hasil survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos pada Senin dan Selasa pekan lalu menunjukkan bahwa Harris meraih dukungan 44 persen dari suara pemilih terdaftar AS, sedangkan Trump memperoleh 42 persen suara. Kemenangan tipis ini menggambarkan posisi Harris yang semakin menguat setelah mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Joe Biden, yang baru-baru ini mengumumkan mundur dari pencapresan dan memberikan dukungan penuh kepada Harris untuk mewakili Partai Demokrat. Sebelumnya, Harris telah menunjukkan kehadirannya yang kuat dalam perhelatan politik AS, terutama setelah mendampingi Presiden Biden dalam berbagai kebijakan kunci pemerintahan. Dukungan dari Biden yang diumumkan pada Minggu lalu menjadi pendorong utama bagi popularitas Harris yang terus meningkat di antara pemilih Partai Demokrat. Meskipun menghadapi tantangan dari mantan Presiden Trump, yang tetap merupakan figur dominan di kalangan basis Republik, Harris berhasil mempertahankan keunggulannya dalam survei ini.
| Baca Juga : Nilai Tukar Dollar Masih Tinggi, Harga Emas Diperkirakan Akan Terus Naik Menanggapi hasil jajak pendapat ini, Harris menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan yang terus meningkat dari rakyat AS. Dalam pernyataannya, Harris menggarisbawahi pentingnya momentum ini sebagai titik balik bagi kebijakan progresif yang ingin dia usung dalam kepemimpinannya nanti. Harris juga menegaskan komitmennya untuk merangkul keragaman dan inklusi dalam semua aspek pemerintahan AS, memperkuat posisinya sebagai salah satu kandidat yang paling diperhitungkan dalam pemilihan presiden tahun ini. Meski demikian, meskipun survei menunjukkan Harris unggul dalam tingkat nasional, kemenangan dalam pemilihan presiden AS bukanlah hal yang pasti. Dengan masih ada beberapa bulan menuju hari pemilihan, kampanye dari kedua kubu diprediksi akan semakin intensif. Trump dan pendukungnya di Partai Republik diprediksi akan meningkatkan strategi kampanye mereka untuk mengejar ketertinggalan dalam jajak pendapat dan memperkuat basis dukungan mereka di seluruh negara bagian AS. Sebagai penutup, hasil
survei ini memberikan Harris momentum yang kuat dalam persaingan untuk menjadi presiden AS berikutnya. Dukungan dari Presiden Biden dan hasil survei yang positif memberikan Harris kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menghadapi kompetisi sengit dengan Trump dan kandidat lainnya dalam pemilihan yang akan datang. Dengan perjalanan kampanye yang masih panjang, keduanya akan terus berusaha memenangkan hati dan pikiran pemilih Amerika Serikat.