Berputar.id – Joe Biden telah resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden untuk pemilihan umum Amerika Serikat 2024. Keputusan ini disampaikan pada tanggal 21 Juli 2024, setelah meningkatnya tekanan dari dalam Partai Demokrat dan hasil debat yang dianggap tidak menguntungkan bagi dirinya. Biden menyatakan bahwa demi kepentingan partai dan negara, ia memilih untuk mundur dan fokus pada tugasnya sebagai presiden hingga akhir masa jabatannya.
Mantan Presiden Donald Trump merespons keputusan Biden dengan kritik tajam. Dalam unggahannya di media sosial, Trump menyebut Biden sebagai “Joe Biden yang bengkok” dan menegaskan bahwa Biden tidak layak untuk menjadi presiden. Trump mengklaim bahwa kepemimpinan Biden telah menyebabkan banyak penderitaan bagi rakyat Amerika, dan berjanji untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh pemerintahan Biden jika terpilih kembali.
Biden juga mengumumkan dukungannya untuk Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon penggantinya. Dalam pernyataannya, Biden mengungkapkan bahwa memilih Harris sebagai wakil presiden adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya. Ia mengajak seluruh pendukungnya untuk bersatu mendukung Harris dalam upayanya mengalahkan Trump di pemilihan mendatang.
Pengunduran Biden dari pencalonan ini terjadi di tengah berbagai tantangan, termasuk penurunan elektabilitasnya dalam jajak pendapat. Menurut survei terbaru, Biden hanya memperoleh dukungan 43 persen, sementara Trump berada di angka 46 persen. Keputusan ini juga muncul setelah insiden penembakan yang menargetkan Trump, yang semakin memperburuk situasi politik bagi Biden.
Baca juga : Minyakita Langka Di Pasaran, Masyarakat Beralih Ke Minyak Curah
Biden berjanji akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai keputusannya kepada publik dalam waktu dekat. Ia menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya selama ini dan berharap agar partai dapat bersatu untuk menghadapi tantangan mendatang.
Secara keseluruhan, pengunduran diri Biden menandai perubahan signifikan dalam dinamika politik menjelang pemilihan presiden. Dengan dukungan untuk Kamala Harris, Partai Demokrat kini harus bersiap menghadapi persaingan yang ketat dengan Trump dan Partai Republik dalam waktu yang semakin dekat.