Berputar.id – Kematian Zhang Zhijie, seorang atlet bulu tangkis China yang berusia 17 tahun, dalam sebuah turnamen di Yogyakarta telah menimbulkan keprihatinan serius. Terlambatnya penanganan medis terhadapnya telah menjadi sorotan, menggarisbawahi pentingnya respons cepat dalam kasus henti jantung.
Menurut Ketua Asosiasi Dokter Spesialis Jantung, dr. Ityo Proso, penanganan Zhang harus dilakukan segera setelah kejadian. Pertolongan dalam hitungan detik pertama sangat vital dan dapat meningkatkan peluang bertahan hidup seseorang. Keterlambatan dalam memberikan bantuan dapat menyebabkan kerusakan permanen, terutama pada otak.
Penanganan medis yang cepat, seperti CPR atau penggunaan AED, dapat membantu memulihkan pasien yang mengalami henti jantung. Namun, dalam kasus Zhang, jeda waktu yang terjadi dalam proses pertolongan telah menjadi perhatian utama.
Kritik juga dilontarkan terhadap prosedur medis yang diterapkan dalam turnamen tersebut. Terjadi penundaan sebelum tim medis dapat memberikan pertolongan pertama kepada Zhang, memunculkan pertanyaan tentang prioritas nyawa seseorang dibandingkan dengan aturan yang ada.
Baca juga : Argentina Menang Adu Penalti 4-2 atas Ekuador, Melaju ke Semifinal Copa America 2024
Reaksi terlambat dalam menangani kasus seperti ini telah menimbulkan keprihatinan dan kecaman dari berbagai pihak, baik di China maupun Indonesia. Pengguna media sosial menyoroti perlunya respons yang lebih cepat dan efisien dalam situasi darurat seperti ini.
Kematian Zhang telah menimbulkan duka yang mendalam di dunia bulu tangkis. Tindakan penanganan medis yang tepat waktu dan efektif menjadi sorotan utama setelah insiden tragis ini. Semua pihak diharapkan dapat belajar dari kejadian ini untuk meningkatkan kesigapan dan respons dalam kasus-kasus darurat serupa di masa depan.