Bangkok, Thailand– Netiporn“ Bung” Sanesangkhom diketahui oleh sahabat serta keluarganya selaku wujud yang berani, blak- blakan, serta galak. Di umurnya yang baru 28 tahun, ia merupakan kekuatan yang tangguh dalam gerakan demokrasi Thailand, berani mengalami resiko hukum serta raga dikala ia serta sahabatnya menyerukan reformasi kerajaan.
Menggunakan baju serba gelap khasnya di demonstrasi jalanan, Netiporn tidak khawatir pada pihak berwenang: kerap kali menantang pengawasan mereka yang nyaris senantiasa dicoba, serta memandang polisi di keluhan serta kegiatan publik yang lain. Senantiasa bersedia buat mengutarakan pendapatnya, dia mempunyai suara yang kokoh yang bisa menggetarkan kerumunan massa dalam demonstrasi.
“ Biarlah terdapat reformasi dalam proses peradilan,” kata Netiporn dalam suatu kegiatan tahun kemudian.
“ Tidak seseorang juga boleh dipenjara sebab mempunyai perbandingan politik.”
Tetapi pada 14 April, Netiporn wafat dunia akibat serbuan jantung dikala terletak dalam tahanan menunggu sidang. Ia sudah dipenjara semenjak 26 Januari serta didakwa dengan pencemaran nama baik kerajaan, yang pula diketahui selaku lese- majeste, sebab melaksanakan telaah komentar tentang iring- iringan kendaraan kerajaan Thailand, di antara beberapa tuduhan yang lain.
Apalagi dari dalam tahanan, ia terus melaksanakan keluhan. Ia sudah melaksanakan mogok makan sepanjang lebih dari 110 hari selaku wujud keluhan terhadap ketentuan jaminan yang diberikan kepada para pengunjuk rasa demokrasi.
“ Apa yang Bung jalani? Tidak terdapat. Ia cuma mau demokrasi serta mereformasi sistem peradilan,” kata Emilie Palamy Pradichit, pendiri serta direktur eksekutif Manushya Foundation, suatu kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Thailand.
| Baca juga Menjelajahi Kelezatan Ekstrem di Kamboja
Emilie serta Nitiporn bergaul serta mereka kerap bekerja sama.
“ Seseorang anak muda wafat sebab ia menginginkan demokrasi serta keadilan,” kata Emilie.“ Ia wafat sebab ia membela rakyat, buat mengakhiri kediktatoran serta monarki mutlak, buat Thailand yang lebih baik. Aku harap ini hendak jadi peringatan untuk generasi dinosaurus, kalangan mapan, serta negeri.”
Sistem peradilan yang rusak
Netiporn merupakan anggota terkemuka kelompok antimonarki dasar tanah Thaluwang, suatu nama yang diterjemahkan jadi“ menghancurkan istana” serta terdiri dari sebagian besar anak muda berumur 20- an tahun, yang memakai seni pertunjukan, aksi provokatif, serta taktik lain buat mempertanyakan kekuasaan raja yang sangat besar.
Salah satu dari sekian banyak pengkritik monarki yang terletak di dasar tekanan hukum di Thailand semenjak keluhan meletus pada tahun 2020, Netiporn sudah menyerukan kepada pemerintah buat melepaskan para aktivis yang ditahan dalam penahanan pra- persidangan sepanjang lebih dari satu tahun.